Senin, 26 Desember 2011

Just My Mom

Mom,s Hari ini aku menulis hanya untuk dirimu seorang, kau yang menemaniku semenjak aku berada dalam kandungan. Membelai dengan kehangatan jemarimu yang lembut, aku hangat dalam dekapanmu,. Lalu aku lahir kedunia ini aku merasa takut dan aku menangis sekuatnya aku takut namun ada malaikat yang berada di sisiku menenangkanku, aku begitu rentan dengan tulang-tulang yang masih rentan, kau membedongku dengan selimut yang paling hangat , di saat itu mataku pertama kali menatapmu kau berusaha untuk mengajaku berbicara namun aku belum bisa mam. Kau begitu menjaga aku dengan perhatiannmu kau disisiku bagaikan malaikat yang membuat aku tenang, mam walaupun aku belum bisa berbicara tapi mengapa kau mengerti di saat aku kedinginan atau merasa panas kau memandikanku setiap hari dengan air hangat. Di saat malam kau membedongku dengan selimut hangat hari demi hari aku semakin tumbuh, tulang-tulangku semakin kuat untuk meahan amuknya udara dunia ini kau mengajaku berbicara sehingga aku bisa melafalkan kata-kata yang belum jelas dengan lafalan “ma,madan ma”. Dengan air susumu aku tumbuh menjadi anak yang lucu. Disaat aku merangkak kau memapahku kau memnggapai kedua tanganku dan menuntunku belajar berjalan namu kaki-kakiku belum sebegitu kuatnya menginjak bumi namun kenapa kau begitu sabar mengajariku berjalan.
Sering aku merepotkanmu di saat kau makan, sehingga kau lupa untuk mengurus dirimu sendiri. Aku menagis kau tidak marah bahkan di saat kau tidur aku mengganggumu tapi kau tidak marah. Aku harus berbuat apalagi untuk membuat kau marah menurutku kau orang yang paling sabar di dunia ini. Tiap hari kau mengajariku berbicara dan berjalan sehingga aku dapat merangkak. Setiap hari kau mengajariku belajar berbicara sehingga aku bisa melapalkan satu atau dua kata mungkin kata-kata yang pertama keluar dari mulutku adalah “mamah” karena kau orang yang pertama aku kenal di dunia ini. Dua tahun aku belajar berjalan selama itu pun kau tetap sabar lalu di saat aku bisa berjalan terlihat di wajahmu kau senang, kau riang, kau gembira, kau beritahu ke semua orang dan mengadakan selamatan untuku. Lalu aku bisa berjalan tapi tetap saja aku merepotkanmu karena kau slalu mengawasiku kau ajak kemana saja diriku yang kau suka kalaupun kau mau keliling kampung kau gendong diriku di pangkuanmu walaupun aku bisa berjalan tetapi mengapa kau masih ragu untuk membiarkan kakiku menginjak tanah, kenapa?, apakah kau takut kakiku akan terluka?, apakah kau taku kakiku kotor?, apakah kau takut aku cape?, tapi menurutku itulah ibuku dia bagaikan malaikat bagiku. Hari kehari aku tumbuh usia ku menginjak enam tahun kau memasukankku kesekolah dasar kau begitu perhatiannya. Tiap hari aku di mandikan di beri bedak biar badanku wangi memakaikan pakaian seragam memberi bekal sampai-sampai kau mengantarkanku ke sekolah. Kau adalah guru bagiku mengajariku berhitung, membaca dan menggambar kau tidak mau aku tertinggal dalam pelajaran. Tapi sampai sebesar itu kau selalu member perhatian untukku kau memberi pelajaran tentang disiplin tapi kenapa mam? aku menjadi anak yang bandel kadang aku berkelahi dengan teman sekolahku tapi kenapa kau tak membenci aku malah kau selalu menasehatiku dan makin saying padaku. Usiaku dua belas tahun sekolahku sudah smp mamah selalu memperlakukakku sebagai anak SD saja aku senang di manjakan oleh mamaku dia adalah ibu terhebat di dunia ini mengalahkan Hillary Clinton. Bagiku ibuku adalah wanita karir professional tiada duanya karena dapat mengajariku sedemikian rupa, aku sangat bahagian aku bersyukur kepada Alloh SWT karena kau telah memberiku ibu yang luar biasa. SMA ku di luar kota kau begitu khawatir sampai-sampai kau mengantarkaku kejalan tetap saja begitu sampai aku bosan adakah dia bosan mengantarkanku aku sering berkata mamah aku sudah besar aku bisa pergi sekolah sendiri. Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran mamah, mamah menganggapku masih kelas SD padahal usiaku lima belas tahun. Sampai kuliah pun kau begitu perhatian kepadaku sampai-sampai kau menjengukku ke kampus kau memang begitu perhatian kepadaku kau tetap saja masih khawatir kepadaku mengapa mah? Apakah di matamu aku ini masih berumur enam tahun masih kelas SD kah aku? Tapi itulah mamaku sebesar apapun aku tetap saja di matanya aku masih anak-anak. Begitu besarnya pengorbananmu kasih sayangmu tak bisa ku gantikan dengan apapun di dunia ini semoga Alloh mencatat semu kabaikanmu dan menghapus semua dosa-dosamu “Allohumagfirli waliwali daya warhamhuma kama robayani shogiro”. Sekarang aku telah dewasa aku sudah kerja aku bisa mengurus hidupku sendiri tapi mamah kenapa lagi dan lagi selalu mengurusiku. Karena aku berjiwa bebas dan petualang kadang mama merasa khawatir kalau aku hidup di luar kota. “Mah aku sudah dewasa aku laki-laki wajar kalau hidup di luar kota, ini semua karena kerjaan” , mamah selalu saja berkata” tak bisakah kau mencari kerja di daerah sendiri agar lebih dekat” tapi mamah aku butuh pengalaman tak selamanya aku hidup di sampingmu , mungkin nanti aku punya istri. Aku tahu mamah selalu saja mengkhawatirkanku aku. Walaupun mengakui kalau tak di samping mamah aku lemah tak bisa apa-apa tapi aku harus hidup mandiri. Mamah orang yang aku cinta tanpa mamah aku tak mungkin lahir ke dunia ini kebahagiaan kita dalah kebahagiannya walaupun kadang mamah selalu berbohong di saat dia sedih dia selalu memperlihatkan wajah gembira di hadapanku. Bagiku mamah adalah pembohong besar, pembohong yang terbaik di dunia mengalahkan para koruptor. Semua ini karena kau orang yang paling ikhlas untuk berkorban untukku walaupun kau tak punya tapi kau maha kaya mah! hatimu luas seluas jagat raya hatimu seputih salju dan tanganmu bagaikan malaikat yang selalu membelaiku. Kau adalah maestro terbesar di dunia ini mengalahkan Leonardo Da Vinci dengan Monalisanya sehingga aku selalu bersyukur aku ada bersamamu aku bersyukur kepada Alloh SWT kau ciptakan mamaku aku perlu belajar ilmu ikhlas darimu cintamu cinta sejati pengorbananmu tak terbalaskan hanya surga yang mampu membalasnya. Amin Untuk mamaku dan mamah-mamah di seluruh dunia Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui Apakah kau masih selembut dahulu Memintaku minum susu dan tidur yang lelap Sambil membenarkan letak leher kemejaku Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih Lembah Mandalawangi Kau dan aku tegak berdiri Melihat hutan-hutan yang menjadi suram Meresapi belaian angin yang menjadi dingin Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu Ketika kudekap Kau dekaplah lebih mesra Lebih dekat Apakah kau masih akan berkata Kudengar detak jantungmu Kita begitu berbeda dalam semua Kecuali dalam cinta Cahaya bulan menusukku Dengan ribuan pertanyaan Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu Bagaikan letusan berapi Membangunkanku dari mimpi Sudah waktunya berdiri Mencari jawaban kegelisahan hati -GIE-
 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver